JAKARTA - Kepopuleran ponsel lipat tiga Samsung Galaxy Z TriFold memang menarik perhatian banyak penggemar gadget. Desain futuristis dan layar fleksibel lipat ganda membuat perangkat ini terlihat seperti masa depan smartphone. Namun, di balik kecanggihannya, ada satu hal yang harus dipikirkan serius: biaya perawatan dan penggantian layar yang bisa menguras kantong.
Bagi sebagian pengguna, memiliki perangkat lipat ini bukan sekadar soal harga beli, tetapi juga kesiapan menghadapi biaya servis yang fantastis. Laporan tipster Yeux1122 mengungkap bahwa biaya penggantian layar utama Galaxy Z TriFold berada di kisaran US$1.123 hingga US$1.243.
Jika dikonversi ke rupiah, angka ini setara Rp18,7 juta hingga Rp20,7 juta. Jumlah yang hampir sama dengan harga peluncuran Galaxy S25 Ultra di Korea Selatan, yakni sekitar Rp19,2 juta.
Fenomena ini menimbulkan dilema bagi pemilik: memperbaiki layar lipat yang mahal atau memilih membeli ponsel flagship terbaru dengan harga serupa.
Layar Lipat Masih Jadi Komponen Termahal
Melansir Android Authority, angka penggantian layar menunjukkan bahwa komponen layar fleksibel lipat ganda masih menjadi bagian paling kompleks sekaligus termahal dalam sebuah foldable phone. Struktur layar yang harus bisa dilipat tanpa mengurangi kualitas tampilan membuat proses produksi dan perbaikan menjadi mahal.
Tidak mengherankan jika kerusakan pada layar utama membuat pengguna harus menyiapkan biaya setara dengan membeli perangkat baru kelas premium. Kondisi ini menjadi pengingat bahwa memiliki ponsel lipat bukan hanya soal gengsi teknologi, tetapi juga kesiapan finansial untuk perawatan.
Biaya Layar Penutup Tidak Kalah Mahal
Selain layar utama, layar penutup Galaxy Z TriFold juga membutuhkan biaya servis yang tidak sedikit. Biayanya dilaporkan berkisar antara US$93 hingga US$153, atau sekitar Rp1,56 juta hingga Rp2,57 juta. Perbedaan harga ini biasanya bergantung pada kepemilikan kartu garansi, meski detail mekanisme diskon belum dijelaskan resmi oleh Samsung.
Samsung diketahui menawarkan diskon satu kali hingga 50 persen untuk perbaikan layar. Namun, bahkan dengan potongan tersebut, pengguna tetap harus menyiapkan ratusan dolar AS untuk mengganti layar lipat yang rusak. Hal ini menegaskan bahwa ponsel lipat masih menjadi perangkat bagi kalangan early adopter yang siap menanggung risiko finansial tinggi.
Pilihan Antara Perbaikan atau Upgrade
Situasi ini menempatkan pengguna pada pilihan sulit: memperbaiki ponsel lipat yang rusak dengan biaya hampir setara membeli ponsel baru, atau mengganti perangkat dengan flagship konvensional terbaru. Banyak pengguna kini mulai mempertimbangkan faktor biaya perawatan sebelum membeli foldable phone.
Inovasi layar lipat ganda memang membuka babak baru dalam evolusi smartphone. Namun, perangkat ini belum bisa dikatakan ekonomis dari sisi perawatan. Bagi konsumen yang tidak siap mengeluarkan dana ekstra, membeli ponsel flagship konvensional mungkin lebih masuk akal.
Masa Depan Ponsel Lipat dan Biaya Servis
Selama komponen layar lipat masih mahal dan sulit diperbaiki, ponsel lipat akan tetap menjadi barang mewah bagi segmen tertentu. Produsen seperti Samsung terus berinovasi untuk meningkatkan ketahanan dan menurunkan biaya produksi, tetapi untuk saat ini, pengguna harus siap menerima kenyataan biaya servis tinggi.
Inovasi layar lipat memang menghadirkan pengalaman baru dalam penggunaan smartphone, mulai dari fleksibilitas dalam menonton konten hingga efisiensi ruang. Namun, kesiapan finansial menjadi faktor utama yang menentukan pengalaman positif bagi pemilik. Memahami biaya perawatan sejak awal dapat membantu konsumen membuat keputusan bijak sebelum membeli perangkat yang futuristis ini.
Dengan kata lain, memiliki Galaxy Z TriFold bukan hanya soal menampilkan teknologi terkini, tetapi juga kesiapan menanggung risiko finansial jika terjadi kerusakan. Kesadaran ini penting agar pengguna dapat menikmati manfaat layar lipat ganda tanpa terjebak dalam biaya perbaikan yang membebani.