pengertian akuisisi

Pengertian Akuisisi adalah Tujuan, Manfaat, Jenis, hingga Contoh

Pengertian Akuisisi adalah Tujuan, Manfaat, Jenis, hingga Contoh
pengertian akuisisi

JAKARTA - Memahami pengertian akuisisi penting dalam dunia bisnis, karena istilah ini kerap muncul sejak awal memulai usaha.

Di era digital yang terus berkembang dan penuh dengan perubahan cepat, akuisisi menjadi salah satu proses yang bisa terjadi kapan saja, tergantung pada kondisi dan kebutuhan perusahaan. 

Meski demikian, masih banyak yang belum benar-benar menyadari dampak besar dari tindakan ini.

Akuisisi bisa dilakukan oleh perusahaan besar maupun bisnis skala kecil yang ingin tetap bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. 

Dalam beberapa kasus, perusahaan berkembang pun memilih mengakuisisi entitas lain sebagai langkah strategis untuk bertahan atau berekspansi.

Bagi orang awam, istilah ini mungkin terasa asing. Namun bagi pelaku bisnis, akuisisi adalah strategi yang sudah tidak asing lagi, karena sering digunakan untuk memperkuat posisi usaha maupun menjangkau potensi baru.

Karena itu, penting untuk memahami lebih dalam tentang konsep akuisisi, mulai dari tujuan, bentuk, hingga contohnya dalam praktik nyata.

Selain menambah wawasan, pemahaman ini juga bisa membuka opsi baru dalam mengembangkan bisnis.

Secara umum, akuisisi merujuk pada tindakan pembelian mayoritas atau keseluruhan saham maupun aset sebuah perusahaan oleh pihak lain. Setelah proses ini, pihak pembeli akan memiliki kontrol atas bisnis yang diakuisisi. 

Langkah ini sering menjadi pilihan utama bagi bisnis kecil atau startup untuk berkembang lebih cepat. 

Bahkan, integrasi sistem lintas tim seperti SAP kerap digunakan untuk menyatukan proses kerja setelah akuisisi.

Namun demikian, perusahaan besar pun tak jarang mengambil strategi ini untuk memperluas jangkauan usaha mereka. 

Intinya, akuisisi merupakan bentuk peralihan kekuasaan terhadap suatu entitas usaha, di mana pihak yang mengambil alih menjadi pemilik sah atas saham atau aset perusahaan tersebut.

Dengan pemahaman menyeluruh mengenai pengertian akuisisi, kamu bisa lebih siap dalam menghadapi dinamika bisnis yang terus berubah.

Pengertian Akuisisi dari Pendapat Para Ahli

Akuisisi merupakan salah satu pendekatan yang lazim digunakan untuk memperluas skala bisnis atau mempercepat pertumbuhan perusahaan. 

Di Indonesia maupun di tingkat global, praktik akuisisi sudah menjadi bagian dari dinamika dunia usaha. 

Kita kerap mendengar kabar mengenai akuisisi perusahaan besar, yang karena nilai transaksinya cukup besar, sering kali menjadi sorotan media. 

Padahal kenyataannya, transaksi seperti ini lebih sering terjadi di kalangan usaha kecil dan menengah.

Dalam konteks akuntansi, pengertian akuisisi mengacu pada proses pengambilalihan kendali atas aset dan kegiatan operasional suatu entitas bisnis oleh pihak lain. 

Proses ini melibatkan penyerahan aset, penerbitan saham baru, atau pengambilan utang sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai melalui negosiasi.

Menurut Michael A. Hitt, akuisisi terjadi ketika sebuah entitas membeli mayoritas saham dari perusahaan lain guna mengambil alih pengelolaannya. 

Sementara itu, Marcell Go menyatakan bahwa akuisisi juga berkaitan erat dengan penanaman modal, yakni pengambilalihan lebih dari 50% saham yang memiliki hak suara dari suatu perusahaan anak.

Secara umum, akuisisi dapat dipahami sebagai upaya mengambil alih kendali atas suatu perusahaan dengan membeli sebagian atau seluruh sahamnya. 

Meskipun perusahaan yang diambil alih tetap memiliki identitas hukum sendiri, kontrol operasional berada di tangan pihak pengakuisisi demi kepentingan pertumbuhan bisnis.

P.S Sudarsanan menyebut akuisisi sebagai suatu bentuk perjanjian, di mana satu perusahaan membeli saham atau aset milik perusahaan lain, yang kemudian menyebabkan peralihan kepemilikan. 

Sementara itu, definisi yang diberikan oleh Summer N. Levine menekankan bahwa akuisisi merupakan jenis transaksi antar perusahaan yang memungkinkan pihak pembeli untuk menguasai sebagian besar atau seluruh kekayaan milik pihak penjual.

Sudana (2011) menambahkan bahwa akuisisi adalah penggabungan dua entitas, dengan cara perusahaan pengakuisisi membeli sebagian saham dari perusahaan target.

Meskipun kedua perusahaan tetap menjalankan aktivitas bisnisnya masing-masing, pengendalian perusahaan target berpindah kepada perusahaan pengakuisisi.

Dalam istilah bahasa Inggris, akuisisi disebut sebagai acquisition atau takeover, yang secara umum berarti pengambilalihan kendali perusahaan lain melalui penguasaan saham. 

Kata acquisition sendiri memiliki arti dasar sebagai proses memperoleh sesuatu, termasuk keuntungan, dari suatu usaha.

Secara hukum, akuisisi merupakan tindakan legal untuk mengambil alih sebagian besar saham atau aset dari perusahaan lain. 

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 3, akuisisi dijelaskan sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam rangka menguasai saham suatu badan usaha hingga menyebabkan peralihan kontrol atas badan usaha tersebut.

Pelaku usaha, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 PP 57/2010 dan dijelaskan oleh Hariyani (2011), mencakup setiap entitas atau individu yang menjalankan aktivitas usaha di wilayah Indonesia, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, serta berbentuk badan hukum maupun bukan.

Hariyani (2011) juga menekankan pentingnya proses legal due diligence atau telaah hukum yang menyeluruh sebelum akuisisi dilakukan. 

Langkah ini penting agar pihak pengakuisisi memiliki pemahaman yang objektif mengenai kondisi hukum perusahaan yang menjadi target. Walau sekilas tampak mirip dengan merger, sebenarnya terdapat perbedaan mendasar. 

Akuisisi tidak selalu memerlukan persetujuan dari pihak yang diambil alih, sedangkan merger hanya dapat dilakukan jika semua pihak setuju untuk melebur menjadi entitas baru. 

Dalam merger, pembentukan perusahaan dan saham baru biasanya terjadi. Sebaliknya, dalam akuisisi, struktur organisasi tetap dipertahankan dan pihak pengakuisisi hanya mengambil alih kendali terhadap perusahaan target.

Perbedaan Akuisisi dan Merger

Setelah menjelaskan tentang akuisisi, kini kita akan membahas perbedaan antara merger dan akuisisi. 

Memahami perbedaan kedua strategi ini sangat penting bagi seorang pengusaha, karena dapat mempengaruhi arah keputusan bisnis yang akan diambil.

Perbedaan pertama antara merger dan akuisisi terletak pada kepemilikan saham. Dalam merger, saham perusahaan tidak dipindahkan, melainkan dikonsolidasikan dan dibagi di antara pihak-pihak yang terlibat. 

Sementara itu, dalam akuisisi, sebagian besar atau seluruh saham berpindah tangan ke satu pihak atau kelompok pemegang saham. Kedua, perbedaan dalam penilaian kapitalisasi juga mencolok. 

Meskipun kapitalisasi merger dan akuisisi bisa memiliki angka yang serupa tergantung pada ukuran perusahaan, secara umum kapitalisasi akuisisi cenderung lebih tinggi. 

Hal ini disebabkan oleh penetapan harga akuisisi yang sepenuhnya ditentukan oleh pemilik atau pemegang saham perusahaan yang diambil alih. Perbedaan terakhir terletak pada makna atau signifikansi masing-masing proses. 

Akuisisi cenderung lebih menonjol dibandingkan dengan merger. Jika sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, peristiwa ini biasanya menjadi sorotan media. 

Proses akuisisi juga sering kali melibatkan pengorbanan harga diri pemilik perusahaan yang diakuisisi, apalagi jika langkah tersebut tidak disetujui oleh pihak-pihak terkait.

Manfaat Melakukan Akuisisi

Proses akuisisi bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan yang diambil alih. Pertumbuhannya bisa lebih cepat, menghasilkan peningkatan yang signifikan dibandingkan sebelumnya. 

Pendekatan ini lebih efektif daripada mencoba berkembang secara internal, yang memerlukan modal, berbagai strategi, dan pola pikir baru. 

Perubahan internal juga membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan dampak yang nyata. Keuntungan lain yang penting adalah mengurangi tingkat persaingan. 

Dengan mengakuisisi beberapa entitas bisnis, tergantung pada targetnya, perusahaan dapat menggabungkan kekuatan pasar mereka. Hal ini berpotensi mengurangi persaingan di pasar.

Merujuk pada definisi akuisisi, proses ini melibatkan pembelian perusahaan atau anak perusahaan, baik yang bergerak di bidang yang sama maupun berbeda. 

Jika di bidang yang sama, akuisisi mengurangi persaingan, sementara jika berbeda, akan menciptakan kerjasama untuk mendukung pertumbuhan usaha.

Akuisisi juga membantu perusahaan menembus pasar baru atau memperluas jangkauan pasar. Pemasaran yang dilakukan pun dapat disesuaikan untuk mendukung pertumbuhan yang lebih cepat.

Terakhir, akuisisi memberikan kesempatan untuk memperbaiki manajemen. Jika manajemen sebelumnya kurang optimal, manajemen baru yang lebih efisien akan diterapkan untuk mengelola sumber daya perusahaan. 

Akuisisi juga memungkinkan pengembangan perusahaan, termasuk pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan bagi semua anggota perusahaan.

Tujuan Akuisisi

Memperluas saluran penjualan

Akuisisi merupakan strategi yang efektif bagi perusahaan untuk memperluas pasar mereka. Dengan akuisisi, perusahaan bisa menambah modal dan meningkatkan pangsa pasar (market share).

Pengembangan perusahaan

Tujuan lain dari akuisisi adalah mengembangkan bisnis dengan lebih baik. Dalam proses pengambilalihan, pemilik baru mendapatkan kendali atas semua sumber daya, termasuk mesin dan sumber daya manusia. 

Hal ini memungkinkan bisnis berkembang lebih cepat dan lebih mudah, terutama jika perusahaan yang diakuisisi memiliki sumber daya yang berkualitas.

Mengurangi persaingan

Perusahaan besar sering menggunakan akuisisi untuk mengurangi tingkat persaingan. Dengan akuisisi, perusahaan dapat menghambat pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) sebelum menjadi ancaman yang lebih besar.

Meningkatkan efisiensi

Akuisisi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Contohnya adalah saat perusahaan induk mengakuisisi cabang karena pusat memiliki staf yang cukup untuk mengelola cabang tersebut, sehingga meningkatkan efisiensi operasional.

Mempercepat penyerapan teknologi

Salah satu tujuan akhir dari akuisisi adalah mempercepat adaptasi teknologi antar perusahaan. 

Untuk memudahkan proses adaptasi, pemilik bisnis sering berusaha mengurangi birokrasi dengan mengkonsolidasikan kepemilikan kedua perusahaan.

Kelebihan Akuisisi

Modal perusahaan meningkat

Salah satu manfaat utama akuisisi adalah peningkatan modal perusahaan. Sebelumnya, kapitalisasi perusahaan terbatas pada aset yang ada, tetapi dengan akuisisi, aset baru dapat diakumulasi, sehingga total aset bisnis meningkat dua kali lipat.

Pangsa pasar semakin terkontrol

Keuntungan lainnya dari akuisisi adalah kontrol yang lebih besar atas pangsa pasar, terutama jika perusahaan yang diakuisisi merupakan pesaing. Melalui akuisisi, perusahaan dapat menguasai pangsa pasar pesaing secara langsung.

Proses lebih sederhana daripada merger

Jika dibandingkan dengan strategi M&A lainnya, akuisisi lebih mudah dilaksanakan. Selama merger, kedua belah pihak harus membuat nama baru, legalitas baru, dan kebijakan baru. 

Sementara itu, proses akuisisi memungkinkan perusahaan untuk segera menggabungkan dan menyelaraskan semua legalitas dan kebijakan dengan perusahaan yang sudah ada.

Kekurangan Akuisisi

Biaya modal dan administrasi yang tinggi

Akuisisi merupakan proses yang membutuhkan modal besar, terutama terkait dengan biaya dan pengalihan manajemen. 

Oleh karena itu, perusahaan kecil atau yang sedang mengalami kesulitan finansial sering kali menjadi target akuisisi, karena biaya yang dikeluarkan lebih rendah.

Risiko tidak mengendalikan banyak sumber daya

Jika perusahaan tidak siap mengelola akuisisi, kendali atas sejumlah besar sumber daya bisa terganggu. 

Hal ini dapat menyebabkan ketidakefisienan dalam proses akuisisi, yang pada akhirnya tidak menghasilkan proyeksi pendapatan yang diharapkan.

Penghambatan perubahan budaya perusahaan

Salah satu tantangan terbesar dalam akuisisi adalah adaptasi budaya antara perusahaan yang diakuisisi dan perusahaan pengakuisisi. 

Proses ini memakan waktu, dan seringkali menjadi beban bagi departemen sumber daya manusia, karena melibatkan perubahan yang signifikan bagi para pemegang saham dan karyawan perusahaan yang diakuisisi.

Jenis-jenis Akuisisi

Akuisisi Horizontal

Akuisisi horizontal terjadi ketika perusahaan mengakuisisi bisnis yang bergerak dalam produk atau layanan yang sama. Contoh dari akuisisi horizontal adalah akuisisi antara perusahaan smartphone atau antara perusahaan operator seluler.

Akuisisi Vertikal

Akuisisi vertikal melibatkan pengambilalihan perusahaan yang berhubungan langsung dengan rantai pasokan, seperti pemasok bahan baku atau bisnis yang melengkapi produk. 

Contohnya adalah perusahaan mie instan yang mengakuisisi pabrik tepung atau perusahaan mobil yang mengakuisisi pabrik suku cadang.

Akuisisi Konglomerat

Akuisisi konglomerat terjadi ketika satu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, baik secara vertikal maupun horizontal. 

Biasanya, jenis akuisisi ini melibatkan perusahaan besar atau badan usaha milik negara, seperti akuisisi Pertamina atas tambang oleh PMA atau akuisisi perusahaan farmasi oleh Kalbe Farma.

Akuisisi Aset

Dalam akuisisi aset, perusahaan mengambil alih aset milik perusahaan lain. Aset ini sering kali diperoleh melalui proses lelang setelah perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan dan menjalani likuidasi, dengan persetujuan dari pemegang saham perusahaan yang asetnya diambil alih.

Akuisisi Manajemen

Akuisisi manajemen terjadi ketika eksekutif perusahaan memperoleh kendali atas perusahaan lain dan menjadi pemegang saham utama. 

Proses ini biasanya melibatkan kerja sama dengan pemodal dan mantan eksekutif untuk membantu kesepakatan pembiayaan.

Contoh Akuisisi

Contoh 1

Salah satu contoh akuisisi terbaru adalah rencana unit bisnis Grup Djarum, PT Global Digital Niaga (Blibli.com), untuk mengakuisisi saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC). 

Langkah ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan ekosistem bisnis e-commerce yang dikelola oleh Blibli.com. 

Blibli dilaporkan telah menandatangani kesepakatan untuk membeli 797,9 juta saham atau setara dengan 51% saham RANC.

Akuisisi ini akan dilakukan melalui negosiasi langsung dengan pemegang saham, yakni PT Wijaya Sumber Sejahtera dan Prima Rasa Inti.

Contoh 2

Facebook dan WhatsApp adalah dua aplikasi media sosial terkenal dengan pengguna yang tersebar di seluruh dunia. 

Pada tahun 2014, Facebook mengakuisisi WhatsApp dengan tujuan untuk memperkuat layanan komunikasi yang lebih sederhana dan modern. Dengan investasi sekitar 19 miliar dolar AS, Facebook memperoleh kendali atas WhatsApp. 

Akuisisi ini terbukti sangat menguntungkan, karena kedua perusahaan mengalami pertumbuhan laba yang signifikan dan terus didukung oleh peningkatan teknologi dan fitur-fitur baru yang canggih.

Sebagai penutup, pengertian akuisisi mencakup proses pengambilalihan suatu perusahaan untuk memperluas dan meningkatkan kinerja bisnis, baik dari segi sumber daya maupun pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index