JAKARTA - Dalam dunia bisnis, memahami metode FIFO, LIFO, FEFO menjadi hal penting yang tidak bisa diabaikan, terutama saat berbicara soal pengelolaan stok.
Keuntungan memang menjadi tujuan utama dalam berbisnis, namun ketersediaan barang yang teratur dan terkontrol juga menjadi faktor pendukung yang sangat krusial.
Setiap jenis usaha, apapun bentuknya, memerlukan sistem pencatatan stok barang yang efektif dan rapi. Saat ini, dikenal empat metode umum dalam mengatur ketersediaan barang, yaitu metode FIFO, LIFO, FEFO, dan Average.
Mungkin bagi sebagian pelaku usaha, istilah-istilah tersebut sudah sangat familiar. Tapi untuk yang baru mulai merintis bisnis, pengetahuan seputar metode ini masih perlu didalami.
Tenang saja, karena pembahasan ini akan mengupas dengan jelas bagaimana cara kerja masing-masing metode pencatatan tersebut.
Baik bagi yang sudah terbiasa dengan sistem stok, maupun yang baru mengenalnya, penjelasan ini tetap relevan untuk dipahami.
Pengertian Metode FIFO, LIFO, FEFO, dan Average
Sebelumnya telah dibahas secara singkat mengenai metode FIFO, LIFO, FEFO dan juga Average, yang semuanya memainkan peran penting dalam pencatatan persediaan barang di dunia usaha.
Keempat metode tersebut memiliki karakteristik dan konsep masing-masing dalam hal pengelolaan stok.
Memahami arti dari metode-metode tersebut menjadi langkah awal untuk mengetahui bagaimana sistem pencatatan ini bisa diterapkan dalam kegiatan bisnis.
Bagi sebagian orang yang baru memulai usaha, istilah-istilah ini mungkin terdengar asing. Oleh karena itu, penting untuk mengulas masing-masing pengertiannya agar lebih mudah dipahami.
Metode FIFO, singkatan dari First In First Out, merupakan sistem yang mengatur agar barang yang pertama kali masuk juga menjadi barang pertama yang keluar atau dijual.
Konsep ini banyak diterapkan dalam bisnis yang menjual produk dengan masa simpan pendek seperti toko makanan, minimarket, dan usaha kuliner.
Sistem ini memastikan produk dengan tanggal kadaluarsa lebih dekat segera dijual lebih dulu untuk mencegah kerugian akibat produk kedaluwarsa.
Sebaliknya, LIFO atau Last In First Out, adalah metode yang menjual barang yang terakhir masuk terlebih dahulu. Biasanya sistem ini digunakan oleh pelaku usaha yang menyesuaikan penjualan dengan tren pasar, seperti penjual pakaian.
Ketika terjadi inflasi, metode ini juga dapat membantu mengurangi beban pajak karena keuntungan operasional yang tercatat lebih rendah.
Lain halnya dengan metode FEFO (First Expired First Out) yang fokus pada tanggal kadaluarsa produk, bukan pada urutan masuknya. Produk yang masa pakainya lebih dekat akan dijual terlebih dahulu.
Pendekatan ini umum digunakan di apotek atau bisnis farmasi, untuk memastikan produk tidak terbuang sia-sia akibat melewati tanggal kadaluarsanya.
Sementara itu, metode Average digunakan untuk menghitung biaya rata-rata dari barang yang tersedia di gudang.
Caranya adalah dengan membagi total biaya seluruh unit dengan jumlah unit barang yang tersedia. Metode ini memberikan gambaran nilai rata-rata dari barang yang akan dijual.
Dengan memahami perbedaan metode FIFO, LIFO, dan FEFO, serta Average, kamu bisa menentukan sistem mana yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnismu.
Setiap metode memiliki fungsi dan keunggulan masing-masing, dan memilih strategi pencatatan yang tepat akan mempengaruhi efisiensi operasional serta potensi keuntungan dari usahamu.
Kelebihan FIFO, LIFO, FEFO, dan Average
Setelah memahami definisi dari FIFO, LIFO, FEFO, dan Average, tentu belum lengkap jika hanya berhenti pada pengertiannya saja.
Penting juga untuk mengetahui apa saja keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing metode pencatatan stok tersebut.
Setiap metode baik FIFO, LIFO, FEFO, maupun Average memiliki karakteristik unik yang membawa manfaat tersendiri.
Dengan mengenali kelebihan-kelebihannya, kamu bisa menentukan metode mana yang paling sesuai dengan jenis bisnis yang sedang kamu jalankan.
Untuk membantu kamu memahami lebih dalam, berikut penjelasan mengenai keunggulan dari masing-masing metode.
Keunggulan Metode FIFO
Metode FIFO memiliki sejumlah kelebihan yang cukup menguntungkan saat diterapkan dalam dunia bisnis, di antaranya:
• Data stok yang dicatat akan sesuai dengan kondisi nyata barang yang tersedia di gudang.
• Biaya pokok penjualan (HPP) cenderung lebih rendah, sementara laba kotor bisa menjadi lebih tinggi.
• Metode ini dianggap logis, transparan, dan memberikan keuntungan yang wajar.
• Mampu menjaga kualitas produk dengan baik karena barang yang lebih lama disimpan akan lebih cepat dijual.
• Mudah untuk diterapkan dan dipahami, terutama dalam bisnis yang melibatkan barang cepat saji.
• Pelaporan keuangan yang menggunakan metode ini cenderung minim dari risiko manipulasi data.
Keunggulan Metode LIFO
Selanjutnya, metode LIFO juga memiliki beberapa manfaat jika diterapkan dalam sistem pencatatan persediaan:
• Mempermudah proses pengelolaan dan pengaturan barang di gudang.
• Membantu mengontrol beban pajak agar tetap efisien, terutama saat harga barang meningkat.
• Dapat dimanfaatkan untuk mengikuti tren pasar, sehingga potensi keuntungan lebih besar.
• Memudahkan analisis antara biaya dan pendapatan secara praktis.
• Dalam kondisi inflasi, metode ini bisa menjaga kestabilan laba operasional.
Keunggulan Metode FEFO
Berikutnya adalah metode FEFO, yang banyak diterapkan dalam sektor yang berkaitan dengan produk kadaluarsa seperti obat-obatan atau makanan:
• Membantu menekan potensi kerugian akibat produk yang tidak terjual karena melewati tanggal kedaluwarsa.
• Mendorong efektivitas dalam manajemen stok agar tidak terjadi penumpukan barang kadaluarsa.
Keunggulan Metode Average
Terakhir, metode Average meskipun tampak lebih sederhana, juga memberikan kontribusi penting dalam pengelolaan stok:
• Menawarkan cara praktis untuk menentukan nilai barang tanpa memperhatikan waktu masuk produk.
• Memungkinkan perusahaan untuk menyediakan barang tanpa perlu memilah berdasarkan urutan kedatangan.
Itulah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing metode pencatatan stok.
Dengan memahami seluruh keunggulan dari FIFO, LIFO, FEFO, dan Average, kamu akan lebih mudah menentukan pendekatan pencatatan mana yang paling cocok diterapkan dalam bisnis yang sedang kamu jalani.
Kekurangan FIFO, LIFO, FEFO, dan Average
Meskipun FIFO, LIFO, FEFO, dan Average memiliki keunggulan masing-masing, bukan berarti keempatnya tidak memiliki sisi kelemahan.
Mungkin sebagian dari kamu belum mengetahui apa saja kekurangan yang bisa muncul dari penerapan masing-masing metode pencatatan stok ini.
Untuk membantu kamu memahami lebih dalam, berikut ini penjabaran mengenai kelemahan dari FIFO, LIFO, FEFO, dan Average yang perlu diperhatikan.
Kelemahan Metode FIFO
Metode FIFO memang cukup populer, namun ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam penerapannya, antara lain:
• Beban pajak perusahaan cenderung lebih tinggi karena nilai barang lama yang dijual lebih rendah dibanding harga pengganti.
• Laba yang terlihat besar sebenarnya bisa menyesatkan karena tidak mencerminkan nilai penggantian aktual.
• Perbedaan antara biaya produksi dan keuntungan yang tercatat dapat terlihat terlalu jauh, membuatnya kurang mencerminkan kondisi riil.
Kelemahan Metode LIFO
Lanjut ke metode LIFO, metode ini juga menyimpan beberapa kelemahan, seperti:
• Sulit diterapkan dalam pencatatan karena alur keluar-masuk barang tidak berjalan secara berurutan.
• Membutuhkan biaya administrasi yang lebih tinggi karena sistem pencatatannya kompleks.
• Meskipun bisa mengurangi beban pajak, tetapi potensi laba kotor yang dihasilkan relatif kecil.
Kelemahan Metode FEFO
Selanjutnya adalah kelemahan dari metode FEFO yang sering digunakan untuk produk yang memiliki masa kedaluwarsa, seperti makanan atau obat-obatan:
• Membutuhkan waktu ekstra dalam proses penyortiran karena harus mencari produk dengan masa berlaku terdekat setiap saat.
• Membutuhkan ketelitian tinggi, apalagi jika jumlah barang yang dikelola cukup banyak.
• Umumnya perlu bantuan beberapa pekerja agar proses pengecekan dan pencatatan bisa berjalan dengan efektif.
Kelemahan Metode Average
Metode Average pun tak luput dari kelemahan. Meskipun tampak praktis, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai, seperti:
• Potensi keuntungan yang diperoleh tergolong kecil karena biaya rata-rata tidak mencerminkan harga pasar terkini.
• Dalam praktiknya, metode ini justru bisa lebih rumit karena memerlukan perhitungan yang konsisten untuk setiap perubahan stok.
Contoh Penerapan FIFO, LIFO, FEFO Dan Average
Setelah memahami definisi, kelebihan, serta kekurangan dari FIFO, LIFO, FEFO, dan Average, rasanya belum lengkap jika belum melihat bagaimana penerapan metode-metode tersebut dalam dunia usaha.
Pasalnya, tidak semua jenis usaha cocok menggunakan metode pencatatan stok barang seperti FIFO, LIFO, FEFO, atau Average.
Supaya rasa penasaranmu terjawab, berikut ini penjabaran contoh penerapan FIFO, LIFO, FEFO, dan Average dalam praktik bisnis.
Contoh Penerapan Metode FIFO
Bisnis makanan umumnya memilih metode pencatatan stok FIFO. Salah satu contohnya adalah usaha penjualan roti.
Seperti yang kamu tahu, roti termasuk produk yang memiliki masa simpan sangat singkat, sehingga barang yang masuk lebih dulu harus segera dijual agar tidak rusak atau basi.
Contoh Penerapan Metode LIFO
Metode LIFO sering digunakan pada bisnis yang menjual pakaian. Selain itu, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang elektronik maupun buku juga memanfaatkan metode pencatatan ini.
Umumnya, metode ini digunakan ketika barang-barang yang datang belakangan justru lebih dulu dipasarkan.
Contoh Penerapan Metode FEFO
Industri farmasi merupakan salah satu contoh yang tepat untuk penggunaan metode FEFO dalam pengelolaan stok.
Selain itu, perusahaan yang menjual produk makanan dan minuman juga cenderung memakai metode ini, sebab masa kedaluwarsa produk menjadi faktor utama dalam pengeluaran stok.
Contoh Penerapan Metode Average
Sementara itu, metode Average lebih cocok diterapkan pada bisnis yang produknya tidak memiliki batas waktu kedaluwarsa.
Contohnya bisa ditemukan pada perusahaan yang menjual perlengkapan rumah tangga seperti furniture, alat tulis, material bangunan, dan produk sejenis lainnya.
Sebagai penutup, dengan memahami penerapan metode FIFO, LIFO, FEFO, setiap pelaku usaha dapat memilih strategi pencatatan stok yang paling sesuai dengan karakteristik produknya.