JAKARTA - Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra tidak hanya menyisakan kerusakan infrastruktur dan permukiman, tetapi juga tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan pasokan energi bagi masyarakat terdampak.
Di tengah kondisi darurat tersebut, distribusi BBM dan LPG menjadi faktor krusial untuk menopang aktivitas warga, layanan kesehatan, hingga proses pemulihan pascabencana.
Untuk memastikan energi dan bantuan kemanusiaan tetap menjangkau wilayah terdampak, PT Pertamina International Shipping (PIS) mengambil peran strategis dengan mengerahkan armada kapal tanker. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen Pertamina Group dalam menjaga ketahanan energi nasional, sekaligus mendukung pemulihan wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang terdampak banjir.
Armada Laut Jadi Andalan Distribusi Darurat
Pjs. Corporate Secretary PIS Vega Pita menjelaskan bahwa perusahaan mengoptimalkan armada kapal dan sumber daya logistik guna mempercepat distribusi energi dan bantuan kemanusiaan ke daerah terdampak. Jalur laut dipilih sebagai solusi pelengkap distribusi darat dan udara yang terkendala kondisi medan dan infrastruktur rusak.
“Sehingga bantuan dapat sampai tepat waktu dan masyarakat terdampak dapat segera mendapatkan dukungan yang dibutuhkan,” kata Vega.
Dalam pelaksanaannya, PIS mengerahkan kapal tanker MT Kasim dan MT Kamojang untuk menyalurkan logistik dan energi ke sejumlah titik strategis, antara lain Sibolga, Belawan, Lhokseumawe, dan Pangkalan Susu. Pemanfaatan jalur laut dinilai mampu memperluas jangkauan distribusi sekaligus memastikan pasokan BBM dan LPG tetap mengalir ke wilayah yang akses daratnya terbatas.
Menurut Vega, kehadiran armada laut bukan hanya bersifat sementara, tetapi menjadi bagian dari dukungan berkelanjutan hingga kondisi wilayah terdampak benar-benar pulih.
“PIS hadir secara berkelanjutan untuk memastikan bantuan dan energi terus mengalir secara konsisten. Kehadiran tim relawan dan armada kapal kami di Aceh Tamiang hari ini adalah wujud nyata komitmen itu,” tuturnya.
Bantuan Kemanusiaan Menjangkau Titik Rawan
Selain memastikan pasokan energi, PIS juga menyalurkan bantuan kemanusiaan secara bertahap ke wilayah-wilayah yang paling membutuhkan, termasuk Kabupaten Aceh Tamiang. Bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di lapangan dan dikirim secara terkoordinasi agar tepat sasaran.
Bantuan yang disalurkan mencakup bahan makanan, kebutuhan bayi, perlengkapan mandi, selimut, perlengkapan kesehatan, kebutuhan pribadi, perlengkapan ibadah, hingga kebutuhan dapur. Distribusi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan akses wilayah agar bantuan dapat diterima masyarakat secara aman.
Hingga saat ini, penyaluran bantuan telah dilakukan secara bertahap ke Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat melalui kolaborasi lintas entitas Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML). Kolaborasi tersebut melibatkan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), PT Pertamina Energy Terminal (PET), serta PT Pertamina Port and Logistics (PPL).
Tim relawan juga diterjunkan untuk mengawal proses distribusi, berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat secara langsung di lokasi bencana.
“Kami terus memantau kebutuhan masyarakat, bekerja sama dengan pemerintah daerah, dan menyesuaikan bantuan agar proses pemulihan dapat berlangsung optimal,” tutup Vega.
Distribusi Energi Darurat Lewat Udara dan Darat
Seiring dengan upaya distribusi melalui jalur laut, Pertamina Patra Niaga turut mengambil langkah percepatan pemulihan pasokan BBM ke wilayah terdampak, khususnya di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Distribusi dilakukan melalui skema darurat yang adaptif terhadap kondisi lapangan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara, Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan bahwa distribusi BBM ke Bener Meriah dilakukan melalui jalur udara menggunakan pesawat Air Tractor.
“Distribusi BBM ke wilayah Bener Meriah saat ini dilakukan melalui jalur udara menggunakan pesawat Air Tractor setiap hari, selama kondisi cuaca memungkinkan. Skema ini kami jalankan sejak 13 Desember 2025 untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat dan operasional penanganan bencana tetap terpenuhi hingga situasi benar-benar membaik,” jelas Fahrougi.
Seiring membaiknya akses, penyaluran BBM juga mulai menjangkau SPBU setempat. Pada 16 dan 18 Desember, BBM telah disalurkan ke SPBU di Kabupaten Bener Meriah. Selanjutnya, distribusi juga menjangkau SPBU di Kabupaten Aceh Tengah.
“Pada 19 Desember 2025, kami juga telah menyalurkan BBM ke SPBU di Kabupaten Aceh Tengah. Sebelumnya, pasokan BBM juga difokuskan untuk mendukung operasional alat berat dan kebutuhan penanganan darurat di wilayah terdampak,” tambahnya.
Hingga kini, total 29.500 liter BBM telah disalurkan ke Bener Meriah dan Aceh Tengah, terdiri atas 11.500 liter Biosolar dan 18.000 liter Pertalite.
Koordinasi Nasional Jaga Ketahanan Energi
Di sisi lain, distribusi LPG juga terus digenjot. Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara melalui Integrated Terminal Teluk Kabung memberangkatkan mobil tangki pengangkut LPG menuju Kota Sibolga sebagai salah satu wilayah terdampak banjir bandang.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen nasional Pertamina dalam menjaga ketahanan energi di tengah situasi darurat.
“Pertamina Patra Niaga secara nasional mengerahkan seluruh sumber daya yang tersedia untuk memastikan pasokan BBM tetap terjaga, termasuk melalui jalur darat, laut, dan udara. Distribusi menggunakan Air Tractor di Aceh merupakan wujud nyata komitmen kami agar layanan energi tetap hadir di tengah keterbatasan akses dan kondisi darurat,” ujar Roberth.
Ia menambahkan, koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, TNI, Polri, serta para pemangku kepentingan akan terus dilakukan agar distribusi energi berjalan aman, lancar, dan tepat sasaran hingga seluruh wilayah terdampak kembali pulih.